PROMOSI MARITIM DUNIA
Hari ini Presiden Joko Widodo berkunjung ke Beijing , Tiongkok guna menghadiri pertemuan Tingkat Tinggi APEC. Mulai kemarin Joko Widodo disela sidang tersebut mengadakan pertemuan dengan Presiden dan Perdana Menteri Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Presiden Republik Federasi Rusia dan Presiden Amerika Serikat. Di samping itu dalam kesempatan makan siang pada hari Sabtu kemarin Joko Widodo menjadi pembicara utama yaitu memperkenalkan Program Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia.
Promosi Posisi Baru Indonesia
Poros Maritim Dunia pada intinya keinginan Indonesia yang merupakan negara kepualauan yang terdiri atas banyak pulau dan dikelilingi lautan akan memanfaatkan posisi geo politik, geo strategi dan geo ekonomi Indonesia untuk mencapai kesejahteraan, kemakmuran, kemajuan dan peran internasional Indonesia dalam tatanan regional mau pun global. Oleh karena itu Indonesia dalam forum tersebut memperkenalkan konsep Poros Maritim yang berupa pembangunan konektivitas kemaritiman baik di dalam negeri mau pun dengan negara-negara lain, pembangunan infra struktur kemaritiman, pembangunan kesejahteraan masyarkat, khususnya para nelayan, pembangunan saran pendukung pertahanan dan keamanan lalu lintas kealutan, manjemen eksploitasi sumber daya laut yang dimiliki oleh Indonesia.
Sebelum pertemuan APEC berlangsung Duta Besar RRT dan Rusia mengapresiasi program Poros Maritim dan menawarkan kerjasama dengan Indonesia. Sejauh ini Amerika Serikat belum terlihat ekspresif. Pengenalan konsep Poros Maritim ini secara potensial mau pun aktual pasti dicermati oleh banyak negara, karena mengandung pesan kuat bahwa presiden Joko Widodo menyiratkan Indonesia akan berkiprah di dunia internasional dengan format kepentingan nasional yang baru. Zero enemy, thousan friends yang menjadi pedoma politik luar negeri bebas aktif Indonesia masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono pasti dikoreksi oleh presiden Joko Widodo. Alasannya banyak persoalan yang bersinggungan dengan Poros Kemaritiman Indonesia akan berbenturan dengan berbagai kepentingan banyak negara. RRT sudah menegaskan bahwa Poros Maritim ini ada kesesuaian dngan konsep Jalur Sutera Abad 21nya RRT, sehingga RRT menawarkan kerjasaama. Sementata negara lain bisa jadi melihat Indonesia mengganggu kepentingan nasional mereka, sehingga potensi konflik dapat saja terjadi.
Joko Widod menyadari Poros Maritim ini tentu akan direaksi secara berbeda oleh negara-negara tetangga lainnya. Oleh karena itu dia bukan hanaya melawat ke RRT, tapi juga ke Myanmar menghadiri Pertemuan Puncak ASEAN dan Pertemuan G 20 di Brisbane , Australia. Agendanya kurang lebih sama memperkenalkan konsep POros Maritim ini. Tentu harapannya konsep ini akan direspon positif sehingga akan menciptakan berbagaipeluang kerjasama di berbagai bidang mulai industri kelautan, industri perkapalan, indsutri pertahanan. Selain itu pertemuan itu diharapkan dapat digunakan sebagai ajang komunikasi politik yang efektif di tingkat Puncak Pemimpin Pemerintahan.
Tantangan
Setelah konsep ini diperkenalkan, maka sejumlah tantangan pasti akan dihadapi oleh Indonesia. Tantanagn pertama bagaimana secepat mungkin Indonesia mampu mengimplementasikan konsep ini secara operasional. Kedua, temuan yang dilakukan oleh para Menteri dalam blusuaknnya mengindikasikan bahwa infra struktur untuk mengoperasionalkan konsep ini masih jauh dari memadai. Misal industri perkapalan di Indonesia potensi ada tapi banyak kendala struktural yang saat ini mereka hadapi sehingga belum bisa berkembang secara optimal.Dari sudut pertahanan keamanan modalitas optimal saat ini sedang diusahakan, namun masih butuh pendanaan yang harus diprioritaskan bagi TNI Angkatan Laut dan Badan Keamanan Laut yang nanti terbentuk pada tahun 2015. Ketiga, selama ini Indonesia punya kerjasama dan hubungan yang jauh lebih erat dengan Amerika Serikat dan Jepang. Ketika RRT dan Rusia ingin masuk dalam kerjasama Poros Kelautan persaingan antar negara-negara besar ini tidak dapat diabaikan begitu saja.Justru tantangannya apakah Joko Widodo mampu secara independen menntukan akan bekerjasama dengan siapa dan prinsip saling menguntungkan harus menjadi pedoman. Jangan sampai kerjasama dengan negara di luar Amerika Serikat, karena ada resistensi dar kedua negar tersebut kerjasama itu harus dibatalkan, karena takut mengganggu hubngan yang selama ini telah terjalin dengan kuat. Keempat, potensi laut yang begitu melimpah dan eksploitasinya memerlukan investasi yang besar dan investor di dlam negeri belum mampu berpartisipasi maksimal, maka investor asing harus masuk Masalah klasik Indonesia investor asing yang masuk ke INdonesia itu sesungguhnya hanya menjadikan Indonesia sebagai pasar dari produk usaha mereka. Oleh karena itu investasi asing ini harus benar-benar diwaspadai. Harus jelas investasi mereka itu harus yang berorientasi ekpor, sehingga nilai tambah produk kelautan betul-betul maksimal. Kelima, tol laut yang direncanakan akan mengikatkan wilayah-wilayah pinggiran dapat terekase dengan pusat perekonomian nasional membutuhkan komitmen membangun wilayah dari daerah tertinggal agar dapat menjadi setara dengan daerah lain. Investor asing biasanya enggan menenam modal di daerah yang belum bagus infra strukturnya, maka diperlukan insentif yang menarik agar mereka mau investasi didaerah bukan di pusat-pusat ekonomi yang sudah jadi.
Semoga lawatan JOko Widodo ini terus memberi semangat buat semua elemen bangsa ini untuk ikut mewujudkan dan menyukseskan Program Poros Kemaritiman Indonesia.
Promosi Posisi Baru Indonesia
Poros Maritim Dunia pada intinya keinginan Indonesia yang merupakan negara kepualauan yang terdiri atas banyak pulau dan dikelilingi lautan akan memanfaatkan posisi geo politik, geo strategi dan geo ekonomi Indonesia untuk mencapai kesejahteraan, kemakmuran, kemajuan dan peran internasional Indonesia dalam tatanan regional mau pun global. Oleh karena itu Indonesia dalam forum tersebut memperkenalkan konsep Poros Maritim yang berupa pembangunan konektivitas kemaritiman baik di dalam negeri mau pun dengan negara-negara lain, pembangunan infra struktur kemaritiman, pembangunan kesejahteraan masyarkat, khususnya para nelayan, pembangunan saran pendukung pertahanan dan keamanan lalu lintas kealutan, manjemen eksploitasi sumber daya laut yang dimiliki oleh Indonesia.
Sebelum pertemuan APEC berlangsung Duta Besar RRT dan Rusia mengapresiasi program Poros Maritim dan menawarkan kerjasama dengan Indonesia. Sejauh ini Amerika Serikat belum terlihat ekspresif. Pengenalan konsep Poros Maritim ini secara potensial mau pun aktual pasti dicermati oleh banyak negara, karena mengandung pesan kuat bahwa presiden Joko Widodo menyiratkan Indonesia akan berkiprah di dunia internasional dengan format kepentingan nasional yang baru. Zero enemy, thousan friends yang menjadi pedoma politik luar negeri bebas aktif Indonesia masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono pasti dikoreksi oleh presiden Joko Widodo. Alasannya banyak persoalan yang bersinggungan dengan Poros Kemaritiman Indonesia akan berbenturan dengan berbagai kepentingan banyak negara. RRT sudah menegaskan bahwa Poros Maritim ini ada kesesuaian dngan konsep Jalur Sutera Abad 21nya RRT, sehingga RRT menawarkan kerjasaama. Sementata negara lain bisa jadi melihat Indonesia mengganggu kepentingan nasional mereka, sehingga potensi konflik dapat saja terjadi.
Joko Widod menyadari Poros Maritim ini tentu akan direaksi secara berbeda oleh negara-negara tetangga lainnya. Oleh karena itu dia bukan hanaya melawat ke RRT, tapi juga ke Myanmar menghadiri Pertemuan Puncak ASEAN dan Pertemuan G 20 di Brisbane , Australia. Agendanya kurang lebih sama memperkenalkan konsep POros Maritim ini. Tentu harapannya konsep ini akan direspon positif sehingga akan menciptakan berbagaipeluang kerjasama di berbagai bidang mulai industri kelautan, industri perkapalan, indsutri pertahanan. Selain itu pertemuan itu diharapkan dapat digunakan sebagai ajang komunikasi politik yang efektif di tingkat Puncak Pemimpin Pemerintahan.
Tantangan
Setelah konsep ini diperkenalkan, maka sejumlah tantangan pasti akan dihadapi oleh Indonesia. Tantanagn pertama bagaimana secepat mungkin Indonesia mampu mengimplementasikan konsep ini secara operasional. Kedua, temuan yang dilakukan oleh para Menteri dalam blusuaknnya mengindikasikan bahwa infra struktur untuk mengoperasionalkan konsep ini masih jauh dari memadai. Misal industri perkapalan di Indonesia potensi ada tapi banyak kendala struktural yang saat ini mereka hadapi sehingga belum bisa berkembang secara optimal.Dari sudut pertahanan keamanan modalitas optimal saat ini sedang diusahakan, namun masih butuh pendanaan yang harus diprioritaskan bagi TNI Angkatan Laut dan Badan Keamanan Laut yang nanti terbentuk pada tahun 2015. Ketiga, selama ini Indonesia punya kerjasama dan hubungan yang jauh lebih erat dengan Amerika Serikat dan Jepang. Ketika RRT dan Rusia ingin masuk dalam kerjasama Poros Kelautan persaingan antar negara-negara besar ini tidak dapat diabaikan begitu saja.Justru tantangannya apakah Joko Widodo mampu secara independen menntukan akan bekerjasama dengan siapa dan prinsip saling menguntungkan harus menjadi pedoman. Jangan sampai kerjasama dengan negara di luar Amerika Serikat, karena ada resistensi dar kedua negar tersebut kerjasama itu harus dibatalkan, karena takut mengganggu hubngan yang selama ini telah terjalin dengan kuat. Keempat, potensi laut yang begitu melimpah dan eksploitasinya memerlukan investasi yang besar dan investor di dlam negeri belum mampu berpartisipasi maksimal, maka investor asing harus masuk Masalah klasik Indonesia investor asing yang masuk ke INdonesia itu sesungguhnya hanya menjadikan Indonesia sebagai pasar dari produk usaha mereka. Oleh karena itu investasi asing ini harus benar-benar diwaspadai. Harus jelas investasi mereka itu harus yang berorientasi ekpor, sehingga nilai tambah produk kelautan betul-betul maksimal. Kelima, tol laut yang direncanakan akan mengikatkan wilayah-wilayah pinggiran dapat terekase dengan pusat perekonomian nasional membutuhkan komitmen membangun wilayah dari daerah tertinggal agar dapat menjadi setara dengan daerah lain. Investor asing biasanya enggan menenam modal di daerah yang belum bagus infra strukturnya, maka diperlukan insentif yang menarik agar mereka mau investasi didaerah bukan di pusat-pusat ekonomi yang sudah jadi.
Semoga lawatan JOko Widodo ini terus memberi semangat buat semua elemen bangsa ini untuk ikut mewujudkan dan menyukseskan Program Poros Kemaritiman Indonesia.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus